Kecerdasan Buatan

Jumat, 18 September 2020

Kecerdasan Buatan - Artificial Intelligence

Kecerdasan Buatan Mampu Lacak Dark Data


Sadarkah kamu bahwa teknologi kecerdasan buatan atau istilah kerennya AI (Artificial Intelligence) saat ini sudah banyak bertebaran dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Bahkan AI bisa kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti asisten virtual Google dan Siri contohnya. Kecerdasan buatan memang bukan hal yang baru, namun perkembangannya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian.

Dalam perkembangan AI selain karena perannya sangat membantu manusia, juga didukung banyaknya kehadiran film fiksi ilmiah yang berkaitan dengan AI. Sehingga semakin menambah ketertarikan orang-orang terhadap AI. Perlu kamu ketahui juga, AI tidak selalu berupa asisten virtual seperti Jarvis pada film Iron Man atau selalu dalam bentuk robot. Namun AI lebih luas dari itu, AI bisa diterapkan dalam berbagai hal dengan menekankan pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya manusia.

“Kecerdasan kita adalah apa yang menjadikan kita manusia, dan AI adalah perpanjangan dari kualitas itu.” (Yann LeCun)

Saat ini hampir semua perangkat komputer atau teknologi modern telah banyak menerapkan  kecerdasan buatan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya AI bisa kamu rasakan saat menggunakan smartphone melalui asisten virtual Google  atau Siri. AI diprediksi akan terus berkembang dan lebih cerdas lagi dan kamu tidak dapat menghindarinya.

Mengenal Kecerdasan Buatan

 

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia. Sedangkan menurut Mc Leod dan Schell,  kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.

Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

AI sendiri merupakan teknologi yang memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan, sama seperti manusia. AI membutuhkan pengalaman dan data supaya kecerdasannya bisa lebih baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction. AI perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya. Proses belajar AI pun tidak selalu disuruh oleh manusia, melainkan AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat digunakan oleh manusia.

Hal yang cukup menarik dari AI adalah ia mampu melakukan self correction atau mengoreksi diri sendiri. Jika kamu pernah mendengar ungkapan AI “Jika aku tidak pernah menang, maka setidaknya aku tidak boleh kalah” sedikit ngeri juga ya. AI memang diprogram untuk itu terus belajar dan membenahi diri sendiri dari kesalahan yang pernah dibuatnya.

Jika kamu masih bingung dari cara kerja AI, mari kita ambil salah satu contoh yaitu AlphaGo. Saat awal dikembangkan ia diberi 100 ribu data pertandingan Go untuk dipelajari. Kemudian, AlphaGo akan bermain Go bersama dengan dirinya sendiri dan setiap dia kalah dia akan memperbaiki cara ia bermain dan proses bermain ini akan diulang sampai jutaan kali.

Salah satu kelebihan AI dibanding manusia adalah AI yang dimiliki oleh AlphaGo tadi adalah manusia hanya dapat bermain satu kali dalam satu waktu. Sedangkan AI bisa mensimulasikan beberapa pertandingan pada satu waktu secara bersamaan. Sehingga proses belajar dan pengalamannya juga bisa lebih banyak dibanding manusia. Hal ini terbukti ketika AlphaGo bermain dengan juara dunia Go pada tahun 2016 ia bisa menjadi pemenangnya.

 Secara garis besar sebuah kecerdasan buatan dapat melakukan salah satu dari keempat faktor berikut.

  1. Acting humanly, sistem yang dapat bertindak layaknya manusia.
  2. Thinking humanly, sistem yang bisa berpikir seperti halnya manusia.
  3. Think rationally, sistem yang mampu berpikir secara rasional.
  4. Act rationally, sistem yang mampu bertindak secara rasional.

 

Penerapan AI banyak mempengaruhi cara kita hidup, berinteraksi dan meningkatkan pengalaman dan kenyamanan kita. AI terus berkembang dan masih banyak AI yang akan datang di tahun-tahun mendatang. Tentunya AI yang lebih baik lagi dengan lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapannya.

“Kecerdasan buatan memiliki hubungan yang sama dengan kecerdasan seperti halnya bunga buatan dengan bunga” (David Parnas)

Kecerdasan buatan tidak selalu dikonotasikan negatif yang akan menggantikan peran manusia. Walaupun ada beberapa pekerjaan yang bisa saja digantikan oleh AI, namun AI juga membawa pekerjaan atau profesi baru seperti data scientist misalnya. 

Satu hal yang penting, kamu jangan terlalu berpikiran negatif terhadap kemampuan yang dimiliki AI. Melainkan kamu seharusnya khawatir terhadap ketidakmampuan AI sekarang. Mungkin kamu tidak bisa belajar banyak sekaligus dalam satu waktu seperti halnya AI, namun kamu mampu bekerja sama dengan AI. Mungkin saja ada sesuatu hal yang manusia perlu membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menemukannya, sedangkan dengan adanya kerjasama antara kamu dengan AI hal tersebut bisa saja ditemukan dalam hitungan hari.

Tertarikkah kamu untuk belajar membuat kecerdasan buatan sendiri? Kamu bisa belajar melalui akademi Dicoding Machine Learning Developer. Disana kamu akan belajar tentang sub bidang dari AI yaitu machine learning atau pembelajaran mesin untuk mengoptimasi suatu proses.

Jadi bagaimana pendapatmu? Akankah AI memberikan dampak buruk bagi manusia atau malah memberikan dampak positif yang akan merubah peradaban manusia menjadi lebih baik lagi. Tulis jawabanmu di kolom komentar.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar